Alkisah, raja Kobat Syahril mendapatkan dua anak kembar. Anak
pertama lahir dengan sebuah anak panah, sedang yang kedua lahir dengan sebilah
pedang. Anak pertama dinamai Syah Pri, dan anak kedua bernama Indra Bangsawan.
Kedua anak yang sangat dikasihi raja ini sejak kecil sudah dididik dengan baik dan banyak belajar kesaktian dari guru mereka.
Indra sebagai anak bungsu selalu menduga-duga, siapakah nanti di antara mereka berdua yang akan menggantikan ayahnya menjadi raja.
Suatu malam baginda raja Kobat Syahril bermimpi tentang buluh perindu. Ia sangat terpesona dengan buluh (bambu) yang bersuara sangat merdu sebagai alat musik itu. Maka siang harinya, ia menceritakan mimpi itu kepada kedua putranya. Ia pun membuat sebuah sayembara untuk dua puteranya, barangsiapa yang bisa mendapat buluh, dialah yang akan menggantikan dirinya menjadi raja.
Kedua anak yang sangat dikasihi raja ini sejak kecil sudah dididik dengan baik dan banyak belajar kesaktian dari guru mereka.
Indra sebagai anak bungsu selalu menduga-duga, siapakah nanti di antara mereka berdua yang akan menggantikan ayahnya menjadi raja.
Suatu malam baginda raja Kobat Syahril bermimpi tentang buluh perindu. Ia sangat terpesona dengan buluh (bambu) yang bersuara sangat merdu sebagai alat musik itu. Maka siang harinya, ia menceritakan mimpi itu kepada kedua putranya. Ia pun membuat sebuah sayembara untuk dua puteranya, barangsiapa yang bisa mendapat buluh, dialah yang akan menggantikan dirinya menjadi raja.
Syah Pri sampai di
sebuah taman. Ia menemukan gendang. Di dalam gendang itu tersembunyi puteri
Ratna Sari. Putri Ratna Sari bersembunyi di dalam gendang karena ia takut.
Betapa tidak? Negerinya telah dibinasakan oleh garuda. Karena kasihnya akan
puteri itu, maka Syah Pri pun membunuh garuda itu dan mengambil Puteri Ratna
Sari sebagai istrinya.
Adapun Indra Bangsawan berkelana pula mencari buluh perindu dan sampailah ia di sebuah gua. Di dalam gua itu ia bertemu dengan seorang raksasa perempuan. Berbagai pengalaman baik di dalam gua maupun di luar gua dialami Indra. Berkat persahabatannya dengan raksasa itulah, akhirnya Indra berhasil mendapatkan buluh perindu.
Singkat cerita, Indra Bangsawanlah yang kemudian mendapatkan buluh perindu. Ketika ia hendak kembali pulang, Indra tiba-tiba jatuh sakit. Sakitnya Indra disebabkan oleh perbuatan saudara perempuan Buraksa yang dibunuh Indra.
Syah Pri, kakak Indra suatu malam bermimpi bahwa saudaranya (Indra Bangsawan) sakit keras. Keesokan harinya ia berupaya mencari dan menemukan Indra bersama istrinya. Akhirnya, Indra dan istrinya berhasil ditemukan dan berhasil disembuhkannya. Mereka segera kembali ke kerajaan menemui ayahanda raja.
Dengan ditemukannya buluh perindu oleh Indra, maka Indralah yang kemudian dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahanda. Untuk membalas kebaikan kakaknya, Syah Pri, Indra memberinya sebiji batu hikmat. Dengan batu hikmat tersebut Syah Pri bisa mendirikan sebuah kerajaan, lengkap dengan abdi-abdi kerajaan, rakyat, dan alat-alat kebesaran (perlengkapan sebuah kerajaan).
Di akhir hikayat dikisahkan, kedua kerajaan ini bahu-membahu, saling menjaga sehingga seluruh rakyatnya hidup dalam kerukunan dan kemakmuran.
Adapun Indra Bangsawan berkelana pula mencari buluh perindu dan sampailah ia di sebuah gua. Di dalam gua itu ia bertemu dengan seorang raksasa perempuan. Berbagai pengalaman baik di dalam gua maupun di luar gua dialami Indra. Berkat persahabatannya dengan raksasa itulah, akhirnya Indra berhasil mendapatkan buluh perindu.
Singkat cerita, Indra Bangsawanlah yang kemudian mendapatkan buluh perindu. Ketika ia hendak kembali pulang, Indra tiba-tiba jatuh sakit. Sakitnya Indra disebabkan oleh perbuatan saudara perempuan Buraksa yang dibunuh Indra.
Syah Pri, kakak Indra suatu malam bermimpi bahwa saudaranya (Indra Bangsawan) sakit keras. Keesokan harinya ia berupaya mencari dan menemukan Indra bersama istrinya. Akhirnya, Indra dan istrinya berhasil ditemukan dan berhasil disembuhkannya. Mereka segera kembali ke kerajaan menemui ayahanda raja.
Dengan ditemukannya buluh perindu oleh Indra, maka Indralah yang kemudian dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahanda. Untuk membalas kebaikan kakaknya, Syah Pri, Indra memberinya sebiji batu hikmat. Dengan batu hikmat tersebut Syah Pri bisa mendirikan sebuah kerajaan, lengkap dengan abdi-abdi kerajaan, rakyat, dan alat-alat kebesaran (perlengkapan sebuah kerajaan).
Di akhir hikayat dikisahkan, kedua kerajaan ini bahu-membahu, saling menjaga sehingga seluruh rakyatnya hidup dalam kerukunan dan kemakmuran.
0 komentar:
Posting Komentar